
We found some footprints in my room. It turns out our footprints after playing powder. And because that, I must to clean the carpet before my mom come to my room. #keminggris..

Look at me! Aku menjadi korban keganasan kakakku, aku ini korban. Aku akan telpon Kak Seto dan Komnas HAM perlindungan anak! Mukakku jadi makin putih aja, aku kan maunya wajahku item.. T.T

Nggak jadi deh, aku kan sayang sama kakakku. Aku yakin dibalik semua ini pasti ada rasa cinta yang tercurahkan untukku. Kalau boleh jujur, yang memulai ini sebenarnya adalah aku. Dan kakakku hanya berusaha memberikan yang terbaik untukku (?)

Sekarang nasib buruk sedang menimpa Fani. Nah, ceritanya Fani mau pergi ke rumah sodaranya. Awalnya tidak terjadi kejadian yang mengagetkan. Namun, hal itu berubah saat Fani akan kembali pulang ke rumahnya. Nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba, Jdukk....! Brakk...! Kwak...! Sumpah sakit. Kepala Fani nabrak sangkar burung yang bernama Ceriwis. Fani syok, burungnya pun juga syok! 'Untung nggak kenak "sesuatu" dari dalam sangkar itu, Fiuh..' ucap Fani dalam hati. Seketika terjadi hizteria masa di sana. -________-

Yang paling bikin Fani ngerasa bersalah. Saat Ceriwis marah dan nggak mau ngomong lagi sama Fani. " Maaf kan aku Ceriwis, tadi aku nggak sengaja." Namun, ceriwis hanya menanggapi dengan "Kwakk..!" jika diartikan dalam bahasa manusia " Pergi, aku nggak mau ketemu kamu lagi. Kamu tau jantungku sampe mau cepot gara-gara kejadian tadi. Pergi.!" Fani pantang menyerah, "Maafin aku Ceriwis, jangan marah dong, yah..ya..ya..?"--wajah melas. Ceriwis menjawab dengan garang "KWAKK....!!!" bahasa manusianya " PERGI! Aku sekarang hanya ingin sendiri, mungkin nanti aku akan memaafkanmu tapi nanti! nggak sekarang! Ini yang terbaik untuk kita, saat ini."

Gara-gara kejadian tadi, Fani lupa menutup pintu. Alhasil, Kitty kucing pun masuk. Dan aku disuruh ngeluarin si kucing dari rumah. Kasian, aku nggak tega... Tapi itu suatu keharusan yang harus Fani lakuin. Akhirnya, Fani berhasil mengelurkan Kitty, melas... T.T 'Aku akan mengantarkan kamu pulang kemajikanmu' Fani bertekad dalam hati. Setelah itu mereka berpisah, dengan berat hati Fani melangkah pergi meninggalkan Kitty, yang sudah sampai di rumah majikanya. Tanpa Fani sadari, dalam diamnya Kitty meneteskan air mata.
*Berasal dari kisah nyata seorang warga Indonesia
fani -___-
BalasHapus